Untuk kamu,
Ketika
hubungan ini sudah terasa sangat hambar, kita putuskan untuk berpisah. Kita
coba untuk tidak lagi bersama seperti dulu. Jarak memang yang awalnya
memisahkan kita. Lalu kita sama-sama berubah. Rasa rindu yang memendam dan selalu
ingin bertemu menjadikan kita berdua sebagai orang yang egois. Aku egois selalu
tak mau mengalah, kamu pun egois selalu ingin menjadi pemenang.
Saat bersamamu begitu indah, sayang.
Kamu selalu menghiburku saat aku sedih atau kesepian. Kamu selalu ada di sisiku,
dulu. Jarak. Selalu jarak yang memisahkan kita. Aku terbang ke kota Jogja dan
kamu tetap di tempat kita, tanpa aku. Kemudian semuanya mulai berubah. TOTAL! Rumahku
pindah tidak lagi dekat dengan jangkauanmu. Ketika aku pulang pun tetap jarak
yang memisahkan kita. Kita tak lagi bisa saling tertawa jalan sore-sore sambil
menikmati cemilan, seperti dulu. Kita tidak lagi begitu.
Sayang, aku tahu kamu sakit aku
tinggalkan, tapi kamu terlalu membuatku sakit bila tetap bersamamu. Aku terlalu
rindu. Saat semua temanku bersama pasangannya, hanya aku yang tidak, kamu
begitu jauh dan susah dijangkau. Aku kesepian.
Masih ingatkah kamu saat pertama kita
bertemu? Waktu sekolah dasar. Tapi
saat kita saling jatuh cinta saat kita telah beranjak dewasa. Sekolah menengah
atas. Hari-hari remajaku begitu indah saat bersamamu, begitu berwarna!
Tapi sayangku, kita sudah tak bisa
seperti dulu lagi. Aku tahu ini sangat sulit bagi kita berdua, tapi kita harus
menghadapinya. Saat kita saling berjalan sendiri, kita sama-sama merasakan
kehilangan. Itu sangat menyakitkan. It’s
really hurt when i feel alone without you.
Aku selalu menangis saat sadar kita
bukan lagi kita, hanya kamu dan aku, tak lagi bersama. Aku selalu menangis dan
berkata “Mengapa
harus berpisah?” saat kenangan kita melayang di kepalaku.
Kita sama-sama telah dewasa. Kita
pun sama-sama telah berubah. Keadaan itu yang membuat semuanya kacau. Kita
tidak lagi sesimpel dulu.
Ingatkah kamu... lagu yang selalu
kita dengarkan bersama... Selamanya. Lirik lagunya tentang perjanjian kita.
Saat lagu itu menyala dalam playlist
milikku, seketika itu juga aku menghentikannya. Aku ingin melupakanmu karena
begitu sakit mengingat kamu bukan lagi milikku.
Sayang, saat ini kita coba untuk
sendiri dan menemukan seseorang yang baru yang menggantikan aku dan kamu. Bila
kamu merasa nyaman dengan dia yang baru, lupakan aku. Bila tidak nyaman,
carilah yang lain, coba terus lupakan aku. Karena aku pun akan mencoba
melupakanmu.
Surat ini menjadi kacau karena aku
meracaukan semua yang ada dipikiranku. Aku sadar sekarang aku sedang kacau.
Jangan. Jangan hentikan aku. Biarlah aku terus meracau untuk melupakanmu.
Sayang, seperti yang selalu kita
ucapkan bersama... aku selalu sayang dan cinta kamu selamanya... tetapi
sekarang aku akan teruskan kata-kata itu. Aku selalu sayang dan cinta kamu
selamanya sampai kamu menemukan yang lain sebagai penggantiku dan sampai rasa
sakit ini menghilang. Bila suatu saat nanti kita bertemu saat perasaan ini
telah menghilang, aku akan menyapamu dengan senyuman indah milikku dan
melupakan semuanya seakan-akan tidak terjadi apa-apa antara kita dulu. Itu
lebih baik.
Semoga
di sana kamu tetap bahagia tanpa aku.
Dari aku, mantan pacarmu.